Laman

Minggu, 11 April 2010

Es Batu Sehatkah Untukku?

Hari ini saya bersemangat untuk bersepeda kembali bersama pasukan inti (Nisa dan Irma). Ternyata Irma gak bisa ikutan, mamanya sakit. Udah bawa sepeda, udah rapi masa gak jadi sepeda-an? tancapppp coy.
Rute yang ingin kami tempuh awalnya Taman Suropati dan Mesjid Sunda Kelapa, tapi berhubung Irma gak ikutan, jadi kita gambling ke Ragunan, hahha. Di tengah perjalan kami memutar otak untuk menghindari jalan yang tanjakan,, hehe (maunya sih kalau perlu jalannya turunan semua, biar kita meluncur dengan cepat) hihi.
Kami menempuh rute Ampera-Cilandak KKO-Ragunan. Lumayan laah pagi-pagi keringetan, hehe.
Singkat cerita, kami muter-muter di Ragunan. Tak lupa berfoto ria walaupun cuma berdua (teteup eksissss). 

Tapi, saya tidak ingin mengupas bagaimana perjalanan saya pagi ini. Melainkan saya ingin memberikan sedikit info apa yang saya lihat tadi pagi.
Tiap hari kita selalu minum, kebanyakan dari teman-teman saya memilih es teh manis, es jeruk, air es (intinya pakai es batu). Bayangkan berapa banyak bakteri yang masuk ke tubuh kita jika es batu yang kita konsumsi diletakkan seperti ini :


Atau diletakkan di bawah pohon begitu saja seperti ini :


Apa yang ada di benak teman-teman?
Berapa banyak-kah es batu yang telah teman-teman konsumsi?

Masalah kebersihan air es batu dahulu pernah di investigasi oleh salah satu stasiun tv, kita tahu bahan pembuat es batu berasal darimana, tapi mengapa sampai saat ini kita selalu memgkonsumsinya?
Ya, mungkin karena efeknya tidak langsung terasa pada tubuh kita, melainkan akan tertimbun di dalam tubuh dan suatu saat akan menjadi bola api bagi tubuh kita.

Ternyata tidak salah Ibu saya selalu mengingatkan untuk membawa minum dari rumah, terserah orang mau bilang apa, yang penting jangan jajan sembarangan apalagi pake es batunya. 
Sehat itu mahal teman, semua itu akan terasa jikalau kita sakit.
Jadi selektiflah dalam memilih makanan, oke teman, semoga bermanfaat tulisan saya ini.

* Foto ini diambil dari HP Nokia 5300 XpressMusic (10 April 2010 ; 10:40)

Kamis, 08 April 2010

Hachiko - Kisah Anjing yang Setia

Hari ini saya menyempatkan diri membeli dvd sepulang dari kampus. Film yang saya buru adalah Hachiko, ini berawal dari perbincangan dengan teman-teman, kita pengen nonton Hachiko berjamaah di bioskop, biar nangis bareng-bareng,,hahaha.. Tapi rencana itu batal , karena hanya beberapa bioskop yang baru menayangkan Hachiko, dan kami memutuskan untuk berkaraoke bersama, hehe *cabut kuliah berjamaah.

Saya cukup penasaran dengan film Hachiko, karena info dari teman-teman yang sudah menontonnya filmnya bagus, sedih, wajib nonton (itulah komentar mereka). Berhubung Jum'at sampai Minggu saya libur, tunggu apalagi? hehehe. Walaupun harus menonton di bawah bersama Ibu dan adek, tapi gak masalah, karena dvd player saya meledak kepanasan, mungkin ada kabelnya yang putus, hehe..

Film ini true story ternyata, kisahnya berawal dari pertemuan Profesor Parker Wilson (Richard Gere) dengan seekor anjing kecil di stasiun kereta api Bedridge. Parker membawa pulang anjing tersebut dan menamakannya Hachiko. Parker adalah seorang profesor yang mengajar seni dan selalu menggunakan jasa kereta api. Ia sangat sayang kepada anjingnya, Parker merawat Hachiko dengan baik, walaupun pada awalnya istrinya tidak mengizinkan untuk memelihara anjing. Suatu hari saat Parker duduk di kereta, ia sangat kaget karena Hachiko menunggunya di luar kereta. Ternyata Hachiko mengejar Parker dan tak ingin berpisah dengan tuannya yang baik. Begitu setiap hari, Hachiko selalu mengantar Parker ke stasiun dan menjemputnya pukul 5 sore di tempat yang sama. Tidak heran lagi kalau penjual sekeliling stasiun telah mengenal Hachiko dengan baik.

Suatu hari, Hachiko tampak berbeda tidak seperti biasanya. Ia seperti berat mengantarkan Parker ke stasiun. Bahkan baru kali ini Hachiko mau memperlihatkan keahliannya dalam mengambil bola kepada Parker. Parker sangat senang, inilah pertunjukan pertama Hachiko dan ia berhasil mendidiknya dengan baik.
Ternyata itulah saat terakhir Parker bermain bersama Hachiko. Parker sakit saat mengajar di kampus dan ia meninggal dunia. Walaupun demikian Hachiko tetap setia menunggu tuannya di depan pintu stasiun.
Tak terasa sampai satu dekade (10 tahun) Hachiko tetap menunggu kedatangan Parker di depan stasiun kereta api Bedridge.

Alur cerita ini simple menurut saya, dimana menceritakan kejadian sehari-hari yang dilakukan oleh Parker dan Hachiko. Pesan yang sangat mendalam dari film ini adalah seorang tuan yang sangat menyayangi anjingnya, Hachiko, begitu juga dengan sang anjing yang membalas kasih sayang tuannya dengan setia menunggu tuannya di depan stasiun kereta api sampai mati. 



Hachiko dan Parker

Jumat, 02 April 2010

Flashdisk Water Proof

Teringat kata-kata dosen softskills, jika ingin menulis hilangkan prinsip show, tetapi lakukan untuk men-share, hihi.
Apa saya yang kurang update terhadap perkembangan teknologi, barusan ngeliat di Facebook ada flashdsik yang water proof. Flashdisk merupakan pengganti disket, digunakan untuk menyimpan data-data milik user. Sekarang ini, siapa sih yang gak kenal flashdisk, rata-rata pengguna komputer pasti memiliki flashdisk (mungkin yang gak kenal hanya nenek saya, hehe). Haha, kerenn ternyata gk hanya jam, kamera, tas, bahkan genteng rumah yang bisa tahan air, flashdisk pun demikian seiring dengan perkembangan zaman. Pesatnya persaingan, membuat salah satu produk ternama membuat flashdisk "tahan air" . Iya juga sih, idenya keren. Jadi user tidak perlu khawatir lagi data-data yang dimiliki akan hilang jika terkena air, hehe.
Harga yang dipasarkan terbilang juga tidak terlalu mahal menurut saya.